" Kebebasan Berpuisi di Ujung Jempol di Era Milenea adalah Mengungkapkan Isi Hati "
Di era milenia, kata bukan lagi rahasia,
mengalir deras di layar-layar cahaya,
puisi tak lagi terikat kertas dan tinta,
tapi menari di jagat maya, tanpa batas, tanpa nama.
Setiap huruf bisa jadi nyala,
bisa juga bara yang membakar jiwa,
antara “like” dan “cancel” yang bersaing di udara,
penyair modern belajar menimbang makna dan luka.
Kebebasan kini bukan soal bicara,
tapi tentang bijak memilih suara,
karena di balik setiap kata yang terucap,
ada hati lain yang mungkin terpapar.
Namun tetaplah menulis, wahai jiwa muda,
karena puisi adalah bentuk cinta paling murni manusia, bebas, berani, dan tak bisa dibungkam masa,selama masih ada rasa —di sanalah kebebasan sejati bernyawa.
>Seperti yang diungkapkan oleh Dadan Rustian dalam gaya bebas *sebuah karya mencintai seorang pewarta.
" PEWARTA"
KARYA DADAN RUSTIAN
- Pagi hari yang indah, cahaya emas menyinari
Dunia bangun dari tidur, semesta bernyanyi
Burung-burung berkicau, angin lembut berhembus
Alam semesta menyambut, hari baru yang cerah
- Pewarta, bangunlah! Dunia menanti kabarmu
Sampaikan berita baik, kepada semua orang
Dengan kata-kata indah, dan hati yang gembira
Jadikan pagi ini, hari yang spesial bagi semua
- Semoga hari ini, penuh dengan kebahagiaan
Dan semoga kabarmu, membawa harapan bagi semua
Amin, semoga pagi ini, indah bagi kita semua!
SINGAPARNA KAB. TASIKMALAYA(30/10/2025)
IWAN SINGADINATA.
#PUBLIK,#DADANRUSTIAN,#PARAPEWARTATASIKMALAYA,#SOROTANTAJAM,#PUISITAHUN2025
