MENGENANG KEMBALI PARA KORBAN KEBIADABAN GERAKAN 30 SEPTEMBER 1965 "
Targetinfo news
SINGAPARNA KABUPATEN TASIK.ALAYA.(29/09/2025). - Peristiwa G30S/PKI (Gerakan 30 September/Partai Komunis Indonesia) merupakan salah satu luka sejarah paling menyakitkan bagi bangsa Indonesia. Peristiwa ini terjadi pada malam 30 September hingga 1 Oktober 1965, ketika sekelompok orang yang menamakan diri Gerakan 30 September melakukan penculikan dan pembunuhan terhadap tujuh perwira tinggi TNI AD.
Mengapa peristiwa ini menjadi luka yang menyakitkan?
1. Tragedi Nasional
Para jenderal yang gugur (dikenal sebagai Pahlawan Revolusi) diculik, disiksa, dan dibunuh dengan cara yang tidak manusiawi.
Jenazah mereka kemudian ditemukan di Lubang Buaya.
2. Kehilangan Rasa Aman
Rakyat Indonesia saat itu merasa hidup dalam bayang-bayang ketakutan, karena peristiwa tersebut menimbulkan kekacauan politik dan rasa tidak percaya antar sesama anak bangsa.
3. Pertentangan Ideologi
Peristiwa ini memunculkan pertarungan ideologi besar antara komunisme dengan Pancasila.
PKI yang kala itu berkembang pesat menjadi musuh bersama, sehingga masyarakat melihatnya sebagai ancaman terhadap dasar negara.
4. Korban Jiwa yang Banyak
Tidak hanya tujuh jenderal, tetapi juga banyak masyarakat sipil, aktivis, bahkan orang-orang yang dituduh terlibat, ikut menjadi korban setelah peristiwa itu.
Tragedi ini memicu gelombang penumpasan besar-besaran yang meninggalkan luka sosial dan politik.
5. Dampak Jangka Panjang
Sejarah G30S/PKI masih meninggalkan trauma kolektif bagi bangsa Indonesia.
Konflik politik ini juga membentuk arah sejarah Indonesia berikutnya, termasuk lahirnya Orde Baru di bawah kepemimpinan Soeharto.
Jadi, G30S/PKI menjadi luka menyakitkan bagi bangsa Indonesia karena menorehkan jejak penderitaan, perpecahan, serta hilangnya banyak nyawa akibat konflik ideologi dan kekerasan politik.
IWAN SINGADINATA.
(KONTRIBUTOR BERITA DAERAH)
#KANTORMABESTNI,#KOMANDODISTRIKMILITERTASIKMALAYA,#BANGSAINDONESIA,#PUBLIK,#INDONESIANTOPOFTHEWORLD,#FYPVIRAL,#SOROTANTAJAM